Ramadhan, Momentum Tepat Perbaikan Diri

Bukannya di luar ramadhan ngak bisa memperbaiki diri dari yang namanya kesalahan, dari yang namanya kekurangan. Trus kenapa harus Ramadhan???Hah, ramadhan tuw kan bulan baik seribu bulan. Apa-apa ibadah yang kita lakukan Allah janjikan balasan yang berlipast ganda. Tadarus satu ayat ajha serupa khatam Al-quran. Nach kan???ini dia jadi landasan momentum perbaikan diri. Apalagi kalau ramadhan, semua serba dijaga. Sebagai latihan untuk kontrol emosi.

Kalau selama ini serba ngak teratur hidupnya. Nach di ramadhan, mau ngak mau kita harus teratur. Mulai dari ibadah sunnah makan sahur, ntar waktu imsak udah harus menahan, trus puasa. Ngak lucu ya, puasa tapi sholatnya bolong-bolong. Trus sampe waktu berbuka pun harus serba teratur, emosi harus dijaga, nafsu harus dijaga, kalau sembrono ajha pas buka, yakinlah habis buka ndak bisa napa-napain. Ngak percaya, coba dech, pas buka langsung santuang makanan yang banyak tuw, tapareok dinyow tuw mah.

Satu hal yang buatnya sangat senang dengan ramadhan. Tepat ramadhan 9 tahun yang lalu, menjadi moment kebangkitan diri buat na. (jiah macam kebangkitan nasional ajha). Kenapa na bilang jadi moment kebangkitan diri. Karena pada masa itu, na sekolah SMP. Ya seperti sekarang ini, pada waktu itu, ketika ramadhan, kita sekolah, namun ada yang spesial, kalau anak-anak sekarang pakai seragam, kalau kita pakai busana muslim. Jadilah hampir sebulan kita berbusana muslim. Lepas dari itu, rasanya berat untuk melepaskan jilbab, seperti hari-hari biasanya itu. Sebenarnya masih telat untuk berjilbab, masak kelas 3 baru sadar untuk menutup aurat. Tuw dasar na mada bin bebal, jadi telat tobatnya.

Nach itu dia jadi moment kebangkitan diri na, untuk menutup aurat. Makasih Allah. Makasih na udah dituntun masuk ke SMP itu yang membuat kebijakan pada saat itu sekolah dan memakai busana muslim. Terima kasih na masih dikasih umur pada ramadhan 9 tahun yang lalu itu.

Labels: