Seberapa Kuatkah Menghadapi Kematian

Umur, Rezeki, Jodoh memang sudah ditentukan Allah, ngak ada yang tahu pasti. Siang itu, dalam suasana duka saat jenazah sudah terbaring tepat di hadapan jamaah Mesjid Lillah, dari sudut mata Na, na liat seorang perempuan muda terisak sendu meski mukena sudah dikenakannya. Pandangannya masih tertuju pada layar ponsel, dipandanginya lekat-lekat layar ponsel tersebut. Siapa sangka tiga bulan mereguk manisnya rumah tangga, kini mereka harus menghadapi kenyataan pilu harus dipisahkan oleh Maut. Perempuan muda itu jauh lebih matang dan lebih dewasa dibandingkan beberapa tahun lalu ketika Na dan dia masih mengenyam pendidikan di kampus yang sama.

Inilah keadaan pilu yang dialami teman Na, Liana. Suami tercintanya harus pergi disaat usia pernikahan mereka baru berjalan tiga bulan. Baru beberapa hari yang lalu Na sempat baca status bang Fitrah yang berharap hasilnya "Positif" lalu beberapa hari kemudian si abang sangat senang dan membuat status lagi mencarikan permintaan cabang bayi dan si ibunya. Jus Leci dan Lengkeng, agak aneh memang terdengar permintaan ana kala itu. Rupa-rupanya, ada bayi mungil yang lagi bermain indah di rahim Ana baru 2 bulan ini. Permintaan bg Fitrah untuk mendapatkan bayi dikabulkan Allah. Namun ada rencana lain dari Allah, karena baru dua bulan usia si cabang bayi di rahim Ana, bg Fitrah sudah harus pergi selama-lamanya.

Sedih, pilu jelas banget terlihat di wajah Ana, ngak hanya Ana, karena beberapa yang hadir di pemakaman semalam juga sempat menitikkan air mata. Manusia hanya berencana, sementara keputusan finalnya ada di Allah.Rencana Umroh berdua di bulan Juni yang sudah mereka rancang terpaksa akan berbeda alurnya. Kematian, siapapun yang ditinggalkan bakal berasa sedih. Tapi mudah-mudahan semua dari kita dikuatkan untuk menghadapinya.

Labels: