Pregnant, Alhamdulillah

Meskipun aku tahu akan ada yang berubah dalam hidupku, namun aku siap menghadapinya
Kesiapan yang sebenarnya sudah ada sejak pertama kalinya kesediaanku menjadi seorang istri. Tentunya satu paket dengan kesediaan menjadi seorang Ibu. Menikmati masa berdua lebih kurang satu tahun rasanya luaar biasa. Maklumlah ini masa kedekatan kita. Merasakan pacaran setelah menikah. Beberapa kesempatan kita habiskan berdua. Apalagi, aktifitas kita hampir sama, jadi kemana daddy pergi biasanya Na akan ikut serta juga. Namun bukan untuk semua aktifitasnya na turut hadir, maklum saja aktifitas di rumah Na juga ngak kalah banyaknya, ahaaay.

Insya Allah jika tidak ada aral melintang, puasa tahun ini menjadi tahun terakhir berdua untuk selanjutnya bertiga. Sebenarnya di puasa kemarin Na juga sudah merasakan sesuatu yang aneh, gampang letih, apalagi sampe demam tinggi. Namun semuanya baik-baik saja. Malah lebaran kita masih sempat ke luar kota dengan motor. Memang, selera makan juga ikut-ikutan ane. Jadi memuncak tidak terkendali. Namun setelah masa si tamu tidak hadir, lebih dua hari Na coba untuk testpack. Coba beli yang murah harga 5000 dulu, biar kalo hasilnya ngak sesuai harapan kecewanya ngak disiniiii...(sambil nunjuk hati).

Testpack itu kan bagusnya digunakan ketika buang air kecil pertama setelah bangun tidur. Jelang Subuh Na udah bangun, sesak pipis. Nah sempat bingung, langsung gunain testpacknya apa ntaran pagi aja ya. Di tengah ngantuk antara sadar dan tidak, akhirnya Na putuskan untuk menggunakan testpacknya pada subuh itu. Jreng...jreng...jelang beberapa detik, garis merah nya mula-mula muncul satu, lalu diikuti garis satu lagi di bawahnya. Karena istruksi di kotaknya tunggu 3 menit, ya udah na tunggu aja sampe 3 menit. Dan jreng...jreng....garisnya dua.

Na bangunkan si daddy. Antara sadar dan tidak sadar juga akhirnya di bangun dan senyum, lalu tidur lagi. Ya sudah, untuk meyakinkan, Na foto aja hasil testpcknya. Lalu Na tidur juga mengikuti daddy. Selepas Subuh, ngak sengaja menyentuh smartphone nya daddy dan apa yang Na liat? Daddy rupanya diam-diam entah kapan dy mensearch "Arti testpack dua garis". Wwkkwkwkwk, itulah kelucuan calon ayah yang satu ini. Na ketawa sejadi-jadinya melihat semartphone nya, hingga daddy yang tidur-tidur ayam kebangun. Lalu dy pun ketawa ngakak. Ah bisa dibayangin setelah itu jadi adegan apa...

Untuk meyakinkan dua garis itu, Na berniat mengulang test kembali dengan testpack yang lebih mahal. Seperti hari sebelumnya, Na selalu bangun sebelum Subuh. Na test kembali. Deg-degan, sama ngak ya hasilnya. Dan ternyata jreeeeng...jreng, sama. Dua Garis.

Nah, sejak itu nafsu makan nya mulai kendur. Mual muntah juga kerap datang bahkan kadang ngak tahu aturan. Suka-suka aja, karena mungkin ketika hamil, asam lambung meningkat jadi mudah mual juga, semakin lengkap jadinya. Yang jelas setelah melihat hasil testpack tersebut jadi lebih jaga-jaga, hati-hati banget. Syukuran keberangkatan haji nenek yang digelar di Kuansing pun terpaksa tidak dapat kita hadiri karena Na udah sibuk dengan mual muntahnya. Daddy pun tak sampai hati meninggalkan Na dalam keadaan seperti itu, karena dy tahu betul Na sangat butuh daddy, ahaaay.

Ngak buru-buru periksa dokter
Sebenarnya sejak kejadian telat dan dua hari itu sudah mau periksa dokter, tapi sebagai pasangan muda (ceileeee), kita mau genapin aja telatnya sampe satu bulan. Biar ngak kege eran gitu istilahnya. Sementara menunggu telatnya sebulan, mual muntah masih saja jadi teman di hari-hari Na. Sebenarnya sich kurang menyenangkan keadaan ini tapi berusaha Na nikmatin, karena kapan lagi kan bisa ngerasain mual muntah begini #eeeh. Trus jadi dimanja lebih sama daddy, sama Ibu, Ayah, kak sofie dan Adek. Tentunya berita ini juga jadi berita menyenangkan buat mereka. Adek kalo liat Na udah huek-huek cepat-cepat pijat na dari belakang. Kak sofie akan buru-buru ngambilin minum. Nenek tentunya siap sedia akan membuatkan apa makanan yang Na pengenin. Eee ngomong-ngomong ngidam, Na ngak ada pengen yang parah banget. Cuma beberapa hari jelang telat pengen banget makan rendang dengan kacang. Alhamdulillah sudah dibuatkan nenek (red: Ibu). Menjelang telat sebulan, Na juga diasup dengan susu hamil. Kebetulan rasanya enak, Na sukaaaa.

Barulah ketika telatnya sudah satu bulan, kita periksa ke dokter. Kebetulan hari Jumat, dan kita kelupaan. Hahaha, tau sendiri Jumat itu pendek waktunya, mana di rumah sakit kebetulan rame. Memilih rumah sakit juga perlu diskusi panjang, maklum baru. Akhirnya kita memutuskan cek dan kontrol di rumah sakit yang dekat rumah dan Spog nya yang cewe. Kita pilihlah RS Awal Bros Panam. Setelah ambil nomer antrian, menunggu lumayan lama, akhirnya bisa daftar, dan langsung diarahkan ke poli. Menunggu lagi tentunya. Untung saja Mesjid ada di samping rumah sakit, jadi daddy bisa cuuus langsung kesana  kalau waktu Jumat sudah masuk. Setelah menunggu di poli, akhirnya kpanggil untuk periksa. Padahal Na udah suruh daddy buruan pergi sholat Jumat, tapi katanya entar. Dy harus temani Na ke dalam, karena menurutnya sempat kok. Ukur tensi, suhu tubuh, tinggi badan dan berat badan. Karena aktifitas mual muntahnya banyak, berat badan Na otomatis berkurang :(. Nunggu dokternya lagi, baru de dipanggil.

Di hadapan dokternya kita jelasin gimana kronologinya dan dy langsung mengarahkan ke ruang periksanya, untuk USG. ahaaay, ini kan kali pertama USG, Deg-deg kan lagi, tentunyaaa. Si perawat mulai memberikan foam dan dokternya mulai untukmenyentukan alatnya ke perut Na. Daddy suruh lihat di tvnya aja, hack hack. Ahaaaa, ada makhluk kecil di rahim Na, kecil banget ukuran 2-3 cm. Dokter Dian menjelaskan, ini rahim, ini lubang lahir, ini dy ada janinnya. "kita coba ya dengarkan detak jantungnya". Dug dug dug dug dug dug, detak jantungnya udah bisa Na dengar. Haru rasanya.Lalu si dokter memberikan selamat untuk daddy. Pasti dalam hati si dokter mau bilang "selamat ya pak, atas kerja bapak" #eeeh.

Saat cek pertama, usia kehamilannya 8w6d. Na pulang bawa obat segambreng, ada asam folat untuk satu bulan, ada obat mual muntah untuk 1 bulan juga. Na kan ngak ngerasa sakit, jadinya obatnya malah ngak rutin na minum, asam folat kelupaan dua kali minumnya. Obat mual muntah cuma minum sekali. Karena kan diminum 3x sehari setengah jam sebelum makan, sementara nafsu makan na belum balik. Masih mudik..

Masih melalui hari-hari dengan huek meski dengan frekuensi yang berkurang. Makan juga udah mau dikit-dikit walau kesannya dipaksakan ngak apalah. Yang jelas Na makan. Susu juga alhamdulillah masih terasa enyaak. Sekarang menunggu waktu mualnya berkurang dan menanti nafsu makan kembali ke puncaknya.

Salam sayang untuk yang tersayang
Kata orang kan Ibu hamil harus di bahagiakan dan daddy berusaha melakukannya. Na ditanyain mau makan apa, (padahal kalo boleh jujur na ngak pengen makan apa-apa). Semoga daddy disabarkan dengan keadaan Na yang di bawah normal ini. Kadang emosinya juga sangat tinggi, pernah suatu waktu selepas ngantarin daddy ngurus rekening ke bank, makan siang yang sangat telat buat nafsu makan na surut ke belakang. Mual juga menghantui, tapi daddy masih sempat-sempatnya nanya "enak yank, cabenya ndak mau yank?". Emosi na dibuatnya, mana na berusha mengatur ritme perut na biar ndak huek, malah ditanya-tanyain. Masih banyak lagi emosi yang tiba-tiba mencuat tanpa Na sadar karena na harus mengatur perut yang sudah tidak enak mau huek. Belakangan Na sadar, apa yang na alamin mungkin belum seberapa dengan yang daddy lakukan. Dy berusaha bahagiakan na meski perut na kadang ndak enak, berusaha menghadirkan makanan enak untuk na meski perut na belum bisa terima makan yang enak-enak. Meski setelah na makan harus keluar lagi. Trus daddy nya kerja sampe dini hari buat beli makanan untuk na ujung-ujungnya harus keluar lagi oleh Na. Aaah, rasanya bersalah banget, tapi keadaan ini bukan Na yang mau. Na juga sayang daddy, sayang kali Na...muachhh...muachhh.

Labels: ,